PENALARAN
ILMIAH
1.
Pengertian
penalaran
Penalaran adalah proses
berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (pengamatan empirik) yang
menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian.sederhananya ,Penalaran adalah sebuah pemikiran
untuk dapat menghasilkan suatu kesimpulan. Jadi Ketika seseorang sedang menalarrkan
sesuatu, maka seseorang tersebut akan mendapat sebuah pemikiran dimana
pemikiran tersebut adalah suatu kesimpulan masalah yang sedang dihadapi. Contoh
kalau kita sedang berkendara menuju tempat kerja lalu tiba-tiba ban motornya
bocor , disinilah nalar kita bekerja. mencari
sebuah solusi agar kita tetap berangkat
bekerja meskipun ban motor bocor .
a) Ciri – Ciri Penalaran
Penalaran mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
-Adanya suatu pola pikir yang secara luas di sebut logika
- Sifat analitik dari proses berfikir. Analisis pada hakikatnya merupakan suatu kegiatan berfikir berdasarkan langkah – langkah tertentu.
-Menghasilakan kesimpulan berupa pengetahuan,keputusan atau sikap yang baru.
Penalaran mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
-Adanya suatu pola pikir yang secara luas di sebut logika
- Sifat analitik dari proses berfikir. Analisis pada hakikatnya merupakan suatu kegiatan berfikir berdasarkan langkah – langkah tertentu.
-Menghasilakan kesimpulan berupa pengetahuan,keputusan atau sikap yang baru.
b) Tujuan Penalaran
Tujuan dari penalaran adalah untuk menentukan secara logis atau objektif, apakah yang kita lakukan itu benar atau tidak sehingga dapat dilaksanakan.
Tujuan dari penalaran adalah untuk menentukan secara logis atau objektif, apakah yang kita lakukan itu benar atau tidak sehingga dapat dilaksanakan.
c) Metode Dalam Penalaran
Ada dua jenis metode dalam menalar, yaitu induktif dan deduktif.
Ada dua jenis metode dalam menalar, yaitu induktif dan deduktif.
1)
Penalaran Induktif
Penalaran induktif (prosesnya disebut induksi) merupakan proses penalaran untuk menarik suatu prinsip atau sikap yang berlaku untuk umum maupun suatu kesimpulan yang bersifat umum berdasarkan atas fakta-fakta khusus.
Contoh penalaran induktif : Kerbau punya mata. Anjing punya mata. Kucing punya mata. Setiap hewan pasti punya mata.
Penalaran induktif (prosesnya disebut induksi) merupakan proses penalaran untuk menarik suatu prinsip atau sikap yang berlaku untuk umum maupun suatu kesimpulan yang bersifat umum berdasarkan atas fakta-fakta khusus.
Contoh penalaran induktif : Kerbau punya mata. Anjing punya mata. Kucing punya mata. Setiap hewan pasti punya mata.
Ciri- Ciri Paragraf Induktif :
·
Terlebih
dahulu menyebutkan peristiwa-peristiwa khusus.
·
Kemudian,
menarik kesimpulan berdasarkan peristiwa-peristiwa khusus.
·
Kesimpulan terdapat
di akhir paragraf.
·
Menemukan
Kalimat Utama, Gagasan Utama, Kalimat Penjelas. Kalimat utama paragraf induktif
terletak di akhir paragraf.
·
Gagasan
Utama terdapat pada kalimat utama.
·
Kalimat
penjelas terletak sebelum kalimat utama, yakni yang mengungkapkan
peristiwa-peristiwa khusus.
·
Kalimat
penjelas merupakan kalimat yang mendukung gagasan utama.
Jenis-jenis Penalaran Induktif :
·
Generalisasi
Penalaran yang merupakan yang mengandalakan beberapa pernyataan yang mempunyai sifat tertentu untuk mendapatkan simpulan yang bersifat umum.
Contoh :Ade adalah tentara yang mempunyai badan gagah
Bari adalah tentara yang mempunyai badan gagah
Generalisasi :Semua tentara mempunyai badan gagah
Penalaran yang merupakan yang mengandalakan beberapa pernyataan yang mempunyai sifat tertentu untuk mendapatkan simpulan yang bersifat umum.
Contoh :Ade adalah tentara yang mempunyai badan gagah
Bari adalah tentara yang mempunyai badan gagah
Generalisasi :Semua tentara mempunyai badan gagah
·
Analogi
(Analogi Induktif) Dalam analogi, kita membandingkan dua macam hal.Dalam
penalaran ini kita hanya memperhatikan persamaannya,tanpa memperhatikan
perbedaannya.Jadi,kesimpulan yang didapat didasarkan pada persamaan diantara
dua hal yang berbeda. proses penalaran untuk menarik kesimpulan/referensi
tentang kebenaran suatu gejala khusus berdasarkan kebenaran suatu gejala khusus
lain yang memiliki sifat-sifat esensial penting yang bersamaan.
Tujuan dari penalaran secara analogi yakni :
• Analogi dilakukan untuk meramalkan kesamaan.
• Analogi dilakukan untuk menyingkap kekeliruan.
• Analogi dilakukan untuk menyusun klasifikasi.
• Analogi dilakukan untuk meramalkan kesamaan.
• Analogi dilakukan untuk menyingkap kekeliruan.
• Analogi dilakukan untuk menyusun klasifikasi.
·
Hubungan
Sebab Akibat
Hubungan sebab akibat diambil dengan menghubungkan fakta yang satu dengan fakta yang lain, jadi kita bisa tahu apa yang menyebabkan dan akibat itu terjadi
Hubungan sebab akibat diambil dengan menghubungkan fakta yang satu dengan fakta yang lain, jadi kita bisa tahu apa yang menyebabkan dan akibat itu terjadi
2)
Penalaran Deduktif
Penalaran deduktif didasarkan pada teori yang berlaku umum tentang hal / gejala. Ditarik kesimpulan hal yang khusus. Merupakan bagian dari hal/gejala tadi. Secara garis besar maka penalaran deduktif adalah bergerak dari hal atau gejala yang khusus menjadi gejala yang khusus.
Penalaran deduktif didasarkan pada teori yang berlaku umum tentang hal / gejala. Ditarik kesimpulan hal yang khusus. Merupakan bagian dari hal/gejala tadi. Secara garis besar maka penalaran deduktif adalah bergerak dari hal atau gejala yang khusus menjadi gejala yang khusus.
Jenis-jenis penalaran deduktif :
·
Silogisme
Penalaran deduksi yang sering digunakan adalah silogisme. Silogisme adalah penalaran secara tidak langsung. Dalam silogisme kita terdapat dua premis dan satu premis kesimpulan. Kedua premis itu adalah premis umum/premis mayor dan premis khusus/premis minor. Dari kedua premis tersebut kesimpulan dirumuskan.
Penalaran deduksi yang sering digunakan adalah silogisme. Silogisme adalah penalaran secara tidak langsung. Dalam silogisme kita terdapat dua premis dan satu premis kesimpulan. Kedua premis itu adalah premis umum/premis mayor dan premis khusus/premis minor. Dari kedua premis tersebut kesimpulan dirumuskan.
·
Entinem
Entinem adalah silogisme yang dipersingkat, hanya terdiri dari premis khusus dan kesimpulan. Entimen mengandung penyimpulan sebab akibat dari kedua preposisi tersebut, yaitu preposisi khusus (premis khusus) merupakan sebab bagi apa yang terkandung di
dalam preposisi kesimpulan.
Entinem adalah silogisme yang dipersingkat, hanya terdiri dari premis khusus dan kesimpulan. Entimen mengandung penyimpulan sebab akibat dari kedua preposisi tersebut, yaitu preposisi khusus (premis khusus) merupakan sebab bagi apa yang terkandung di
dalam preposisi kesimpulan.
2.
Proposisi
Proposisi adalah pernyataan tentang
hubungan yang terdapat di antara subjek dan predikat. Dengan kata lain,
proposisi adalah pernyataan yang lengkap dalam bentuk subjek-predikat atau
term-term yang membentuk kalimat. Kalimat Tanya,kalimat perintah, kalimat
harapan,dan kalimat inversi tidak dapa disebut proposisi. Hanya kalimat berita
yang netral yang dapat disebut proposisi. Tetapi kalimat-kalimat itu dapat
dijadikan proposisi apabila diubah bentuknya menjadi kalimat berita yang
netral.
Dalam penalaran, proposisi
yang dijadikan dasar penyimpulan disebut dengan premis (antesedens) dan hasil kesimpulannya disebut dengan konklusi(consequence).Hubungan antara premis
dan konklusi disebut konsekuensi
proposisi
terbagi menjadi 4 yaitu, berdasarkan bentuk, sifat, kualitas, dan kuantitas.
1) Berdasarkan Bentuk
Berdasarkan bentuknya, proposisi
dibagi menjadi dua jenis, yaitu :
a) Proposisi Tunggal
Proposisi tunggal adalah proposisi yang terdiri atas satu subjek dan satu predikat.
Proposisi tunggal adalah proposisi yang terdiri atas satu subjek dan satu predikat.
b) Proposisi Majemuk
Proposisi majemuk adalah proposisi yang terdiri atas satu subjek dan lebih dari satu predikat.
Proposisi majemuk adalah proposisi yang terdiri atas satu subjek dan lebih dari satu predikat.
2) Berdasarkan Sifat
Berdasarkan sifatnya, proposisi juga
terbagi menjadi dua jenis, di antaranya
a) Proposisi Kategorial
Proposisi kategorial adalah proposisi yang hubungan antara subjek dan predikatnya tidak memerlukan syarat apa pun.
Proposisi kategorial adalah proposisi yang hubungan antara subjek dan predikatnya tidak memerlukan syarat apa pun.
Contohnya : Semua kambing adalah
herbivora.
b) Proposisi Kondisional
Proposisi kondisional adalah kebalikan dari proposisi kategorial, yaitu proposisi yang hubungan antara subjek dan predikatnya memerlukan syarat tertentu.
Proposisi kondisional adalah kebalikan dari proposisi kategorial, yaitu proposisi yang hubungan antara subjek dan predikatnya memerlukan syarat tertentu.
Proposisi kondisional dapat dibagi
lagi menjadi dua, yaitu :
(I)
Proposisi
Kondisional Hipotesis
Proporsisi kondisional hipotesis adalah proposisi yang mengandung hubungan sebab dan akibat.
Proporsisi kondisional hipotesis adalah proposisi yang mengandung hubungan sebab dan akibat.
Contohnya :Andai aku Presiden RI aku
akan berantas para koruptor.
(II)
Proposisi
Kondisional Disjungtif
Proposisi kondisional disjungtif adalah proposisi yang mengandung dua pilihan.
Proposisi kondisional disjungtif adalah proposisi yang mengandung dua pilihan.
3) Berdasarkan Kualitas
Berdasarkan kualitasnya, proposisi
dibagi menjadi dua jenis, yaitu :
a) Proposisi Positif/Affirmative
Proposisi positif/affirmative adalah proposisi yang memiliki kesesuaian antara subjek dan predikatnya.
Proposisi positif/affirmative adalah proposisi yang memiliki kesesuaian antara subjek dan predikatnya.
Contohnya :Semua mahasiswa yang ber
ipk di atas 3.25 akan mengambil jalur skripsi.
b) Proposisi Negatif
Proposisi negatif adalah kebalikan dari proposisi positif,
yaitu proposisi yang tidak memiliki kesesuaian antara subjek dan predikatnya.
Proposisi negatif adalah kebalikan dari proposisi positif,
yaitu proposisi yang tidak memiliki kesesuaian antara subjek dan predikatnya.
Contohnya :Semua pegawai pajak
adalah markus.
4) Berdasarkan Kuantitas
Berdasarkan kuantitasnya, proposisi
juga terbagi ke dalam dua jenis, antara lain :
a) Proposisi Umum
Proposisi umum adalah proposisi yang
biasanya diawali dengan kata ’semua’, ‘tidak satu pun’,’seluruh’.
Contohnya :Tidak satu pun orang yang
ingin masuk neraka.
b) Proposisi Khusus/Spesifik
Proposisi khusus/spesifik adalah proposisi yang biasanya diawali dengan kata ’sebagian’.
Proposisi khusus/spesifik adalah proposisi yang biasanya diawali dengan kata ’sebagian’.
Contohnya :Sebagian asal usul jati
diri Fadli adalah keturunan Jerman
3.
Inferensi dan implikasi
a)
Inferensi
Pengertian inferensi yang umum ialah
proses yang harus dilakukan pembaca (pendengar) untuk melalui makna harfiah
tentang apa yang ditulis (diucapkan) samapai pada yang diinginkan oleh saorang
penulis (pembicara). Inferensi atau kesimpulan sering harus
dibuat sendiri oleh pendengar atau pembicara karena dia tidak mengetahui apa
makna yang sebenarnya yang dimaksudkan oleh pembicara/penulis. Karena jalan
pikiran pembicara mungkin saja berbeda dengan jalan pikiran pendengar, mungkin
saja kesimpulan pendengar meleset atau bahkan salah sama sekali. Apabila ini
terjadi maka pendengar harus membuat inferensi lagi. Inferensi terjadi jika
proses yang harus dilakukan oleh pendengar atau pembaca untuk memahami makna
yang secara harfiah tidak terdapat pada tuturan yang diungkapkan oleh pembicara
atau penulis. Pendengar atau pembaca dituntut untuk mampu memahami informasi
(maksud) pembicara atau penulis. Inferensi terbagi menjadi 2, diantaranya
Inferensi langsung dan Inferensi tidak langsung.
(a) Inferensi Langsung
Inferensi yang kesimpulannya ditarik
dari hanya satu premis (proposisi yang digunakan untuk penarikan kesimpulan).
Konklusi yang ditarik tidak boleh lebih luas dari premisnya.
Contoh:“Bu, besok temanku berulang
tahun. Saya diundang makan malam. Tapi saya tidak punya baju baru, kadonya lagi
belum ada”.
Maka inferensi dari ungkapan tersebut:
bahwa tidak bisa pergi ke ulang tahun temanya.
(b) Inferensi Tidak Langsung
Inferensi yang kesimpulannya ditarik
dari dua / lebih premis. Proses akal budi membentuk sebuah proposisi baru atas dasar
penggabungan proposisi-proposisi lama.
b)
Implikasi
Implikasi diwujudkan dengan
pernyataan “jika-maka” atau juga “if-then“. Implikasi adalah suatu
pernyataan logika yang hanya akan bernilai salah ketika sebab
bernilai benar DAN akibat bernilai salah. Untuk lebih jelasnya
kita lihat tabel kebenaran berikut:
Tetapi kita harus ingat kalau “jika
A maka B” tidak sama dengan “jika B maka A” karena alur implikasi hanyalah
berjalan satu arah saja.
Contoh:“Jika
lampu merah menyala maka kendaraan bermotor akan berhenti”
kalimat diatas tidak akan sama dengan :
“Jika kendaraan bermotor
berhenti maka lampu merah menyala”
4.
Wujud Evidensi
Evidensi
adalah semua fakta yang ada, yang di hubung-hubungkan untuk membuktikan adanya
sesuatu. Evidensi merupakan hasil pengukuan dan pengamatan fisik yang
digunakan untuk memahami suatu fenomena. Evidensi sering juga disebut
bukti empiris. Akan tetapi pengertian evidensi ini sulit untuk
ditentukan secara pasti, meskipun petunjuk kepadanya tidak dapat dihindarkan.
Data dan informasi yang di gunakan dalam penalaran harus merupakan fakta. Oleh
karena itu perlu diadakan pengujian melalui cara-cara tertentu sehingga
bahan-bahan yang merupakan fakta itu siap di gunakan sebagai evidensi.
5.
Cara menguji data
Data dan informasi yang digunakan
dalam penalaran harus merupakan fakta. Oleh karena itu perlu diadakan pengujian
melalui cara-cara tertentu sehingga bahan-bahan yang merupakan fakta itu siap
digunakan sebagai evidensi.
Beberapa cara yang dapat digunakan untuk pengujian tersebut
·
Observasi,
·
Kesaksian
· Autoritas)
6.
Cara Menguji Autoritas
Menghidari
semua desas-desus atau kesaksian, baik akan membedakan pula apa yang hanya
merupakan pendapat saja atau pendapat yang sungguh-sungguh didasarkan atas
penelitian atau data eksperimental. Ada beberapa cara sebagai berikut :
- Tidak mengandung prasangka
pendapat disusun
berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh para ahli atau didasarkan pada
hasil eksperimen yang dilakukannya.
- Pengalaman dan pendidikan autoritas
Dasar kedua
menyangkut pengalaman dan pendidikan autoritas. Pendidikan yang diperoleh
menjadi jaminan awal. Pendidikan yang diperoleh harus dikembangkan lebih lanjut
dalam kegiatan sebagai seorang ahli. Pengalaman yang diperoleh autoritas,
penelitian yang dilakukan, presentasi hasil penelitian dan pendapatnya akan
memperkuat kedudukannya.
- Kemashuran dan prestise
Ketiga yang
harus diperhatikan adalah meneliti apakah pernyataan atau pendapat yang akan
dikutip sebagai autoritas hanya sekedar bersembunyi dibalik kemashuran dan
prestise pribadi di bidang lain.
- Koherensi dengan kemajuan
Hal keempat adalah apakah pendapat yang diberikan
autoritas sejalan dengan perkembangan dan kemajuan zaman atau koheren dengan pendapat sikap terakhir dalam
bidang itu.
Sumber:
http://rachmawatinadya.blogspot.com/2011/10/pengertian-penalaran-dan-macam-macam.htmlhttp://www.academia.edu/6660140/Penalaran
http://hadistian.blogspot.com/2014/03/penalaran-proposisi-inferensi-implikasi.htmlhttp://rachmisetyoasih.wordpress.com/2014/03/12/definisi-penalaran-proposisi-efidensi-cara-menguji-data-cara-menguji-fakta-dan-cara-menilai-autoritas/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar