Analisis Artikel Ekonomi
2016, Jokowi Turunkan Target
Pertumbuhan Ekonomi jadi 5,5%
Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Joko Widodo (Jokowi)
menargetkan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2016 sebesar 5,5 persen. Angka
tersebut lebih rendah dibandingkan target pertumbuhan ekonomi yang tercantum
dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan 2015 sebesar 5,7 persen.
Target tersebut tertuang dalam asumsi makro Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2016 yang akan dibacakan Jokowi dalam Pidato Kenegaraan mengengai Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara tahun 2016 di Gedung DPR MPR, Jakarta, Jumat (13/8) siang ini.
Dikutip dari dokumen Rancangan Undang-Undang (UU) APBN 2016, Jokowi menetapkan target tersebut dengan memperhatikan aspek perkembangan ekonomi eksternal dan internal.
“Dari sisi eksternal pemerintah masih diliputi ketidakpastian arah kebijakan moneter Amerika Serikat khususnya The Fed dalam menetapkan suku bunga acuannya. Harga komoditas serta tren perlambatan ekonomi China juga menjadi pertimbangan pemerintah Indonesia menetapkan level pertumbuhan di 5,5 persen,” bunyi salinan UU tersebut.
Sementara dari sisi internal, pemerintah masih optimistis terhadap pembangunan infrastruktur yang akan digenjot di sektor pertanian, industri pengolahan dan investasi sektor swasta bakal membantu pencapaian target tersebut.
Selain menetapkan target pertumbuhan ekonomi 5,5 persen, Pemerintah mematok angka inflasi di level 4,7 persen.
Nilai tukar rupiah terhadap dolar juga diperkirakan stabil apabila stabilitas ekonomi makro ditempuh melalui kebijakan fiskal, moneter dan sektor riil yang terkoordinasi, diperkirakan rupiah akan berada di kisaran RP 13.400.
Sementara rata-rata suku bunga Surat Perbendaharaan dNegara (SPN) ditetapkan sebesar 5,5 persen.
Target tersebut tertuang dalam asumsi makro Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2016 yang akan dibacakan Jokowi dalam Pidato Kenegaraan mengengai Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara tahun 2016 di Gedung DPR MPR, Jakarta, Jumat (13/8) siang ini.
Dikutip dari dokumen Rancangan Undang-Undang (UU) APBN 2016, Jokowi menetapkan target tersebut dengan memperhatikan aspek perkembangan ekonomi eksternal dan internal.
“Dari sisi eksternal pemerintah masih diliputi ketidakpastian arah kebijakan moneter Amerika Serikat khususnya The Fed dalam menetapkan suku bunga acuannya. Harga komoditas serta tren perlambatan ekonomi China juga menjadi pertimbangan pemerintah Indonesia menetapkan level pertumbuhan di 5,5 persen,” bunyi salinan UU tersebut.
Sementara dari sisi internal, pemerintah masih optimistis terhadap pembangunan infrastruktur yang akan digenjot di sektor pertanian, industri pengolahan dan investasi sektor swasta bakal membantu pencapaian target tersebut.
Selain menetapkan target pertumbuhan ekonomi 5,5 persen, Pemerintah mematok angka inflasi di level 4,7 persen.
Nilai tukar rupiah terhadap dolar juga diperkirakan stabil apabila stabilitas ekonomi makro ditempuh melalui kebijakan fiskal, moneter dan sektor riil yang terkoordinasi, diperkirakan rupiah akan berada di kisaran RP 13.400.
Sementara rata-rata suku bunga Surat Perbendaharaan dNegara (SPN) ditetapkan sebesar 5,5 persen.
Di sektor energi,
harga minyak Indonesia diyakini pemerintah masih melemah mengikuti tren
penurunan harga dunia. Harga minyak mentah Indonesia pun ditargetkan hanya
berada di level US$ 60 per barel dengan tingkat lifting minyak 830 ribu barel
per hari, serta Lifting gas 1155 barel setara minyak per hari.
Berikut angka asumsi makro yang tercantum dalam RUU APBN 2016:
- Pertumbuhan Ekonomi 5,5 Persen
- Inflasi 4,7 persen
- Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS Rp 13.400
- Suku bunga SPN 3 bulan sebesar 5,5 persen
- Harga minyak mentah Indonesia US$ 60 per barel
- Lifting minyak 830 ribu barel per hari
- Lifting gas 1155 barel setara minyak per hari (gen
Berikut angka asumsi makro yang tercantum dalam RUU APBN 2016:
- Pertumbuhan Ekonomi 5,5 Persen
- Inflasi 4,7 persen
- Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS Rp 13.400
- Suku bunga SPN 3 bulan sebesar 5,5 persen
- Harga minyak mentah Indonesia US$ 60 per barel
- Lifting minyak 830 ribu barel per hari
- Lifting gas 1155 barel setara minyak per hari (gen
Analisis: Artikel
ini termasuk kedalam paragraf induktif dilihat
dari kalimat utama terletak di awal paragraf yaitu kalimat “-- Presiden Joko Widodo (Jokowi)
menargetkan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2016 sebesar 5,5 persen”
Lalu di ikuti dengan kalimat
penjelas(penjelasan-penjelasan) seperti “Target tersebut tertuang dalam asumsi makro Rancangan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2016 yang akan dibacakan Jokowi dalam
Pidato Kenegaraan mengengai Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
tahun 2016 di Gedung DPR MPR, Jakarta, Jumat (13/8) siang ini”. Dan penjelasan atau rincian lainnya, dan
artikel ini termasuk kedalam paragraf
deduktif jenis silogisme karena
penalaran nya dilakukan secara tidak langsung di dukung oleh kalimat “Dikutip
dari dokumen Rancangan Undang-Undang (UU) APBN 2016, Jokowi menetapkan target
tersebut dengan memperhatikan aspek perkembangan ekonomi eksternal dan internal”.
Sumber:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar