Kamis, 15 Oktober 2015

Analisis Artikel Ekonomi

Analisis Artikel Ekonomi


2016, Jokowi Turunkan Target Pertumbuhan Ekonomi jadi 5,5%
Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) menargetkan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2016 sebesar 5,5 persen. Angka tersebut lebih rendah dibandingkan target pertumbuhan ekonomi yang tercantum dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan 2015 sebesar 5,7 persen.

Target tersebut tertuang dalam asumsi makro Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2016 yang akan dibacakan Jokowi dalam Pidato Kenegaraan mengengai Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara tahun 2016 di Gedung DPR MPR, Jakarta, Jumat (13/8) siang ini.

Dikutip dari dokumen Rancangan Undang-Undang (UU) APBN 2016, Jokowi menetapkan target tersebut dengan memperhatikan aspek perkembangan ekonomi eksternal dan internal.

“Dari sisi eksternal pemerintah masih diliputi ketidakpastian arah kebijakan moneter Amerika Serikat khususnya The Fed dalam menetapkan suku bunga acuannya. Harga komoditas serta tren perlambatan ekonomi China juga menjadi pertimbangan pemerintah Indonesia menetapkan level pertumbuhan di 5,5 persen,” bunyi salinan UU tersebut.

Sementara dari sisi internal, pemerintah masih optimistis terhadap pembangunan infrastruktur yang akan digenjot di sektor pertanian, industri pengolahan dan investasi sektor swasta bakal membantu pencapaian target tersebut.

Selain menetapkan target pertumbuhan ekonomi 5,5 persen, Pemerintah mematok angka inflasi di level 4,7 persen.

Nilai tukar rupiah terhadap dolar juga diperkirakan stabil apabila stabilitas ekonomi makro ditempuh melalui kebijakan fiskal, moneter dan sektor riil yang terkoordinasi, diperkirakan rupiah akan berada di kisaran RP 13.400.

Sementara rata-rata suku bunga Surat Perbendaharaan dNegara (SPN) ditetapkan sebesar 5,5 persen.

Di sektor energi, harga minyak Indonesia diyakini pemerintah masih melemah mengikuti tren penurunan harga dunia. Harga minyak mentah Indonesia pun ditargetkan hanya berada di level US$ 60 per barel dengan tingkat lifting minyak 830 ribu barel per hari, serta Lifting gas 1155 barel setara minyak per hari.

Berikut angka asumsi makro yang tercantum dalam RUU APBN 2016:

- Pertumbuhan Ekonomi 5,5 Persen

- Inflasi 4,7 persen

- Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS Rp 13.400

- Suku bunga SPN 3 bulan sebesar 5,5 persen

- Harga minyak mentah Indonesia US$ 60 per barel

- Lifting minyak 830 ribu barel per hari

- Lifting gas 1155 barel setara minyak per hari (gen

Analisis: Artikel ini termasuk kedalam  paragraf induktif dilihat dari kalimat utama terletak di awal paragraf yaitu kalimat “-- Presiden Joko Widodo (Jokowi) menargetkan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2016 sebesar 5,5 persen
Lalu di ikuti dengan kalimat penjelas(penjelasan-penjelasan) seperti “Target tersebut tertuang dalam asumsi makro Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2016 yang akan dibacakan Jokowi dalam Pidato Kenegaraan mengengai Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara tahun 2016 di Gedung DPR MPR, Jakarta, Jumat (13/8) siang ini”. Dan penjelasan atau rincian lainnya, dan artikel ini termasuk kedalam  paragraf deduktif  jenis silogisme karena penalaran nya dilakukan secara tidak langsung di dukung oleh kalimat “Dikutip dari dokumen Rancangan Undang-Undang (UU) APBN 2016, Jokowi menetapkan target tersebut dengan memperhatikan aspek perkembangan ekonomi eksternal dan internal”.

Sumber:

Rabu, 14 Oktober 2015

PENALARAN ILMIAH



PENALARAN ILMIAH

1.      Pengertian penalaran
Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (pengamatan empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian.sederhananya ,Penalaran adalah sebuah pemikiran untuk dapat menghasilkan suatu kesimpulan. Jadi Ketika seseorang sedang menalarrkan sesuatu, maka seseorang tersebut akan mendapat sebuah pemikiran dimana pemikiran tersebut adalah suatu kesimpulan masalah yang sedang dihadapi. Contoh kalau kita sedang berkendara menuju tempat kerja lalu tiba-tiba ban motornya bocor ,  disinilah nalar kita bekerja. mencari sebuah solusi agar kita  tetap berangkat bekerja meskipun ban motor bocor .
a)      Ciri – Ciri Penalaran
Penalaran mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
-Adanya suatu pola pikir yang secara luas di sebut logika
- Sifat analitik dari proses berfikir. Analisis pada hakikatnya merupakan suatu kegiatan            berfikir berdasarkan langkah – langkah tertentu. 
-Menghasilakan kesimpulan berupa pengetahuan,keputusan atau sikap yang baru.
b)      Tujuan Penalaran
Tujuan dari penalaran adalah untuk menentukan secara logis atau objektif, apakah yang kita lakukan itu benar atau tidak sehingga dapat dilaksanakan.
c)      Metode Dalam Penalaran
Ada dua jenis metode dalam menalar, yaitu induktif dan deduktif.
1)      Penalaran Induktif
Penalaran induktif (prosesnya disebut induksi) merupakan proses penalaran untuk menarik suatu prinsip atau sikap yang berlaku untuk umum maupun suatu kesimpulan yang bersifat umum berdasarkan atas fakta-fakta khusus.
Contoh penalaran induktif : Kerbau punya mata. Anjing punya mata. Kucing punya mata. Setiap hewan pasti punya mata.
Ciri- Ciri Paragraf Induktif :
·         Terlebih dahulu menyebutkan peristiwa-peristiwa khusus.
·         Kemudian, menarik kesimpulan berdasarkan peristiwa-peristiwa khusus.
·         Kesimpulan terdapat di akhir paragraf.
·         Menemukan Kalimat Utama, Gagasan Utama, Kalimat Penjelas. Kalimat utama paragraf induktif terletak di akhir paragraf.
·         Gagasan Utama terdapat pada kalimat utama.
·         Kalimat penjelas terletak sebelum kalimat utama, yakni yang mengungkapkan peristiwa-peristiwa khusus.
·         Kalimat penjelas merupakan kalimat yang mendukung gagasan utama.

Jenis-jenis Penalaran Induktif :
·         Generalisasi
Penalaran yang merupakan yang mengandalakan beberapa pernyataan yang mempunyai sifat tertentu untuk mendapatkan simpulan yang bersifat umum.
Contoh :Ade adalah tentara yang mempunyai badan gagah
Bari adalah tentara yang mempunyai badan gagah
Generalisasi :Semua tentara mempunyai badan gagah
·         Analogi (Analogi Induktif)  Dalam analogi, kita membandingkan dua macam hal.Dalam penalaran ini kita hanya memperhatikan persamaannya,tanpa memperhatikan perbedaannya.Jadi,kesimpulan yang didapat didasarkan pada persamaan diantara dua hal yang berbeda. proses penalaran untuk menarik kesimpulan/referensi tentang kebenaran suatu gejala khusus berdasarkan kebenaran suatu gejala khusus lain yang memiliki sifat-sifat esensial penting yang bersamaan.
Tujuan dari penalaran secara analogi yakni :
• Analogi dilakukan untuk meramalkan kesamaan.
• Analogi dilakukan untuk menyingkap kekeliruan.
• Analogi dilakukan untuk menyusun klasifikasi.
·         Hubungan Sebab Akibat
 Hubungan sebab akibat diambil dengan menghubungkan fakta yang satu dengan fakta yang lain, jadi kita bisa tahu apa yang menyebabkan dan akibat itu terjadi
2)      Penalaran Deduktif
Penalaran deduktif didasarkan pada teori yang berlaku umum tentang hal / gejala. Ditarik kesimpulan hal yang khusus. Merupakan bagian dari hal/gejala tadi. Secara garis besar maka penalaran deduktif adalah bergerak dari hal atau gejala yang khusus menjadi gejala yang khusus.
Jenis-jenis penalaran deduktif :
·         Silogisme
Penalaran deduksi yang  sering digunakan adalah silogisme. Silogisme adalah penalaran secara tidak langsung. Dalam silogisme kita terdapat dua premis dan satu premis kesimpulan. Kedua premis itu adalah premis umum/premis mayor dan premis khusus/premis minor. Dari kedua premis tersebut kesimpulan dirumuskan.
·         Entinem
Entinem adalah silogisme yang dipersingkat, hanya terdiri dari premis khusus dan kesimpulan. Entimen mengandung penyimpulan sebab akibat dari kedua preposisi tersebut, yaitu preposisi khusus (premis khusus) merupakan sebab bagi apa yang terkandung di
dalam preposisi kesimpulan.

2.      Proposisi
Proposisi adalah pernyataan tentang hubungan yang terdapat di antara subjek dan predikat. Dengan kata lain, proposisi adalah pernyataan yang lengkap dalam bentuk subjek-predikat atau term-term yang membentuk kalimat. Kalimat Tanya,kalimat perintah, kalimat harapan,dan kalimat inversi tidak dapa disebut proposisi. Hanya kalimat berita yang netral yang dapat disebut proposisi. Tetapi kalimat-kalimat itu dapat dijadikan proposisi apabila diubah bentuknya menjadi kalimat berita yang netral.
Dalam penalaran, proposisi yang dijadikan dasar penyimpulan disebut dengan premis (antesedens) dan hasil kesimpulannya disebut dengan konklusi(consequence).Hubungan antara premis dan konklusi disebut konsekuensi
proposisi terbagi menjadi 4 yaitu, berdasarkan bentuk, sifat, kualitas, dan kuantitas.
1)      Berdasarkan Bentuk
Berdasarkan bentuknya, proposisi dibagi menjadi dua jenis, yaitu :
a)      Proposisi Tunggal
Proposisi tunggal adalah proposisi yang terdiri atas satu subjek dan satu predikat.
b)      Proposisi Majemuk
Proposisi majemuk adalah proposisi yang terdiri atas satu subjek dan lebih dari satu predikat.

2)      Berdasarkan Sifat
Berdasarkan sifatnya, proposisi juga terbagi menjadi dua jenis, di antaranya
a)      Proposisi Kategorial
Proposisi kategorial adalah proposisi yang hubungan antara subjek dan predikatnya tidak memerlukan syarat apa pun.
Contohnya : Semua kambing adalah herbivora.
b)      Proposisi Kondisional
Proposisi kondisional adalah kebalikan dari proposisi kategorial, yaitu proposisi yang hubungan antara subjek dan predikatnya memerlukan syarat tertentu. 
Proposisi kondisional dapat dibagi lagi menjadi dua, yaitu :
(I)                Proposisi Kondisional Hipotesis
Proporsisi kondisional hipotesis adalah proposisi yang mengandung hubungan sebab dan akibat.
Contohnya :Andai aku Presiden RI aku akan berantas para koruptor.
(II)             Proposisi Kondisional Disjungtif
Proposisi kondisional disjungtif adalah proposisi yang mengandung dua pilihan.


3)      Berdasarkan Kualitas
Berdasarkan kualitasnya, proposisi dibagi menjadi dua jenis, yaitu :
a)      Proposisi Positif/Affirmative
Proposisi positif/affirmative adalah proposisi yang memiliki kesesuaian antara subjek dan predikatnya.
Contohnya :Semua mahasiswa yang ber ipk di atas 3.25 akan mengambil jalur skripsi.
b)      Proposisi Negatif
Proposisi negatif adalah kebalikan dari proposisi positif,
yaitu proposisi yang tidak memiliki kesesuaian antara subjek dan predikatnya.
Contohnya :Semua pegawai pajak adalah markus.




4)      Berdasarkan Kuantitas
Berdasarkan kuantitasnya, proposisi juga terbagi ke dalam dua jenis, antara lain :
a)      Proposisi Umum
Proposisi umum adalah proposisi yang biasanya diawali dengan kata ’semua’, ‘tidak satu pun’,’seluruh’.
Contohnya :Tidak satu pun orang yang ingin masuk neraka.
b)      Proposisi Khusus/Spesifik
Proposisi khusus/spesifik adalah proposisi yang biasanya diawali dengan kata ’sebagian’.
Contohnya :Sebagian asal usul jati diri Fadli adalah keturunan Jerman

3.      Inferensi dan implikasi
a)      Inferensi
Pengertian inferensi yang umum ialah proses yang harus dilakukan pembaca (pendengar) untuk melalui makna harfiah tentang apa yang ditulis (diucapkan) samapai pada yang diinginkan oleh saorang penulis (pembicara).  Inferensi atau kesimpulan sering harus dibuat sendiri oleh pendengar atau pembicara karena dia tidak mengetahui apa makna yang sebenarnya yang dimaksudkan oleh pembicara/penulis. Karena jalan pikiran pembicara mungkin saja berbeda dengan jalan pikiran pendengar, mungkin saja kesimpulan pendengar meleset atau bahkan salah sama sekali. Apabila ini terjadi maka pendengar harus membuat inferensi lagi. Inferensi terjadi jika proses yang harus dilakukan oleh pendengar atau pembaca untuk memahami makna yang secara harfiah tidak terdapat pada tuturan yang diungkapkan oleh pembicara atau penulis. Pendengar atau pembaca dituntut untuk mampu memahami informasi (maksud) pembicara atau penulis. Inferensi terbagi menjadi 2, diantaranya Inferensi langsung dan Inferensi tidak langsung.
(a)    Inferensi Langsung
Inferensi yang kesimpulannya ditarik dari hanya satu premis (proposisi yang digunakan untuk penarikan kesimpulan). Konklusi yang ditarik tidak boleh lebih luas dari premisnya.
Contoh:“Bu, besok temanku berulang tahun. Saya diundang makan malam. Tapi saya tidak punya baju baru, kadonya lagi belum ada”.
Maka inferensi dari ungkapan tersebut: bahwa tidak bisa pergi ke ulang tahun temanya.
(b)   Inferensi Tidak Langsung
Inferensi yang kesimpulannya ditarik dari dua / lebih premis. Proses akal budi membentuk sebuah proposisi baru atas dasar penggabungan proposisi-proposisi lama.

b)     Implikasi
Implikasi diwujudkan dengan pernyataan “jika-maka” atau juga “if-then“. Implikasi adalah suatu pernyataan logika yang hanya akan bernilai salah ketika sebab bernilai benar DAN akibat bernilai salah. Untuk lebih jelasnya kita lihat tabel kebenaran berikut:
Tetapi kita harus ingat kalau “jika A maka B” tidak sama dengan “jika B maka A” karena alur implikasi hanyalah berjalan satu arah saja.
Contoh:“Jika lampu merah menyala maka kendaraan bermotor akan berhenti”
kalimat diatas tidak akan sama dengan :
“Jika kendaraan bermotor berhenti maka lampu merah menyala”
4.      Wujud Evidensi
 Evidensi adalah semua fakta yang ada, yang di hubung-hubungkan untuk membuktikan adanya sesuatu. Evidensi merupakan hasil pengukuan dan pengamatan fisik yang digunakan untuk memahami suatu fenomena. Evidensi sering juga disebut bukti empiris. Akan tetapi pengertian evidensi ini sulit untuk ditentukan secara pasti, meskipun petunjuk kepadanya tidak dapat dihindarkan. Data dan informasi yang di gunakan dalam penalaran harus merupakan fakta. Oleh karena itu perlu diadakan pengujian melalui cara-cara tertentu sehingga bahan-bahan yang merupakan fakta itu siap di gunakan sebagai evidensi.

5.      Cara menguji data
Data dan informasi yang digunakan dalam penalaran harus merupakan fakta. Oleh karena itu perlu diadakan pengujian melalui cara-cara tertentu sehingga bahan-bahan yang merupakan fakta itu siap digunakan sebagai evidensi.
Beberapa cara yang dapat digunakan untuk pengujian tersebut
·         Observasi,
·         Kesaksian
·         Autoritas)

6.      Cara Menguji Autoritas
Menghidari semua desas-desus atau kesaksian, baik akan membedakan pula apa yang hanya merupakan pendapat saja atau pendapat yang sungguh-sungguh didasarkan atas penelitian atau data eksperimental. Ada beberapa cara sebagai berikut :
  1. Tidak mengandung prasangka
pendapat disusun berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh para ahli atau didasarkan pada hasil eksperimen yang dilakukannya.
  1. Pengalaman dan pendidikan autoritas
Dasar kedua menyangkut pengalaman dan pendidikan autoritas. Pendidikan yang diperoleh menjadi jaminan awal. Pendidikan yang diperoleh harus dikembangkan lebih lanjut dalam kegiatan sebagai seorang ahli. Pengalaman yang diperoleh autoritas, penelitian yang dilakukan, presentasi hasil penelitian dan pendapatnya akan memperkuat kedudukannya.
  1. Kemashuran dan prestise
Ketiga yang harus diperhatikan adalah meneliti apakah pernyataan atau pendapat yang akan dikutip sebagai autoritas hanya sekedar bersembunyi dibalik kemashuran dan prestise pribadi di bidang lain.

  1. Koherensi dengan kemajuan
Hal  keempat adalah apakah pendapat yang diberikan autoritas sejalan dengan perkembangan dan kemajuan zaman atau  koheren dengan pendapat sikap terakhir dalam bidang itu.




































Sumber: